12 Rumah Di Perumahan Elite Ambrol Di Bandung Barat. Pemkab Minta Proyek Dihentikan

BANDUNG BARAT, BERITA9109 Dilihat
12 Rumah Di Perumahan Elite Ambrol Di Bandung Barat. Pemkab Minta Proyek Dihentikan

12 Unit Rumah Mewah Ambruk di Kabupaten Bandung Barat Akibat Tanah Longsor. Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta aktivitas proyek pembangunan perumahan elit di kompleks Pramestha Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, dihentikan. Hal ini menyusul bencana tanah longsor yang menimpa Blok M dan Blok N perumahan Pramestha pada hari Minggu, 7 Mei 2023, yang menyebabkan setidaknya 12 unit rumah mewah di kompleks tersebut ambruk.

Dilasnir kompas, Sekretaris Daerah Bandung Barat, Ade Zakir, menyatakan bahwa Pemkab Bandung Barat akan melakukan asesmen untuk meneliti penyebab ambruknya 12 unit bangunan yang berada di lahan miring tersebut. “Sebaiknya aktivitas pembangunan (perumahannya) dihentikan dulu sementara selama proses asesmen dilaksanakan. Itu demi keamanan bersama juga,” ujar Ade saat ditemui, Rabu (10/5/2023).

Petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) serta Dinas Lingkungan Hidup telah diterjunkan untuk mengumpulkan data dan melakukan analisis demi mendapatkan gambaran mengenai penyebab pasti peristiwa tersebut. Hasil asesmen ini akan menjadi bahan evaluasi bagi Pemerintah Daerah untuk menentukan kebijakan apakah proyek perumahan tersebut layak dilanjutkan atau tidak.

“Jangan sampai nanti ketika sudah dihuni terjadi lagi dan bisa menyebabkan timbulnya korban jiwa. Oleh karenanya fungsi pengawasan ke depan akan lebih ditingkatkan lagi,” kata Ade.

Menurut Ade, pengembang sudah memiliki izin lengkap terkait pembangunan kompleks perumahan tersebut. Namun, peristiwa bencana longsor ini diduga disebabkan oleh kelalaian dalam pelaksanaan konstruksi yang melenceng dari perencanaan tata ruang yang diizinkan.

“Dugaan sementara mungkin karena ada faktor kelalaian, seperti pembangunannya yang tidak sesuai perencanaan atau konstruksinya tidak kuat,” papar Ade.

Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Muhammad Ridwan menduga, ambruknya 12 rumah yang sedang dalam proses pembangunan itu disebabkan oleh konstruksi pondasi yang lemah karena berada di tanah labil. Pasak bumi yang disiapkan untuk pondasi perumahan diduga tidak sampai pada lapisan tanah keras.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *