sekitarbandung.com – Jika kamu pernah berjalan-jalan di Bandung dan mencium aroma kuah gurih panas dari gerobak, besar kemungkinan itu adalah cuanki — jajanan berkuah khas Bandung yang sederhana tapi punya penggemar setia. Dalam posting ini kita akan menggali asal-usul, komposisi, variasi, tempat populer, hingga tips menikmati Cuanki Bandung.
Apa itu Cuanki?
Cuanki adalah semangkuk gorengan/isi-daging (mirip siomay atau bakso tahu kering) yang disiram kuah panas — biasanya berisi aneka bakso (besar/kecil), tahu isi, siomay goreng, pangsit, dan aci/aci goreng. Kuahnya gurih dan hangat, membuatnya pas dinikmati kala hujan atau cuaca dingin di Kota Bandung. Penjelasan ini sesuai dengan definisi umum dan laporan liputan kuliner lokal.
Sejarah Singkat: Dari “Choan Kie” ke Cuanki
Asal-usul nama cuanki dihubungkan dengan merek lama bernama Choan Kie (Bakso Tahu Kuah Choan Kie) yang populer di Bandung/Cimahi. Seiring waktu nama itu mengalami penyesuaian lidah lokal menjadi “cuanki”. Ada juga narasi populer yang menyebut “cuanki” sebagai singkatan lucu “Cari Uang Jalan Kaki” terkait tradisi pedagang keliling. Dua penjelasan ini sering muncul di tulisan sejarah kuliner Bandung.
Lokasi Cuanki Bandung yang Wajib Dicoba
Berikut daftar cuanki yang sering direkomendasikan media lokal dan blog kuliner:
-
Cuanki Serayu — Legendaris, dikenal punya cita rasa khas dan konon sudah ada sejak era 1990-an; lokasi asli di Jalan Serayu. Banyak artikel kuliner menyebut ini sebagai rujukan cuanki klasik.
-
Cuanki Wildan — Populer karena kuah gurih dan porsi isi lengkap (ada opsi ceker).
-
Cuanki Dara Kembar — Menyajikan cuanki dengan cara unik (mis. hotplate).
-
Cuanki CLBK, Cuanki Sahabat, Cuanki Endos — Nama-nama ini sering muncul di daftar rekomendasi dan review lokal.
(Nota: daftar ini bersifat contoh dari liputan dan blog kuliner — ada ratusan penjual cuanki di berbagai sudut Bandung.)
Harga & Statistik Ringkas (Estimasi)
-
Harga seporsi cuanki di warung / kedai populer berkisar antara Rp10.000–Rp25.000 (contoh Cuanki Serayu dan Wildan: sekitar Rp17.000–Rp20.000 menurut laporan media lokal).
-
Bentuk usaha: dari pedagang pikulan keliling (tradisional) hingga kedai permanen; tren modern menunjukkan cuanki juga hadir di kafe kecil atau pusat jajanan.
Catatan: Tidak ada data resmi terpadu tentang jumlah penjual cuanki di Bandung—informasi harga dan lokasi bersumber dari liputan media lokal dan blog kuliner yang juga saya kutip di atas.
Variasi & Cara Penyajian
Cuanki punya variasi lokal: beberapa penjual menambahkan ceker, mie instan, atau batagor; ada juga yang mengubah isi sesuai selera (vegetarian-friendly dengan tahu/aci). Ada pula perbedaan penyajian: semangkuk sederhana dari gerobak keliling vs menu lebih ‘resto’ di kedai yang menata porsi lebih rapi.
Tips Mencicipi Cuanki Bandung
-
Cari gerobak yang ramai — biasanya indikator rasa yang konsisten.
-
Pesan ekstra sambal atau kecap sesuai selera; cicipi kuah dulu sebelum menambahkan agar tidak keasinan.
-
Bila pedagang menulis tahun berdiri (mis. “Sejak 1990”), itu bisa jadi tempat legendaris yang ramai—datang lebih awal saat akhir pekan.
Mengapa Cuanki Menjadi Ikon Kuliner Bandung?
Sederhana: cuanki mengombinasikan tekstur (gorengan + bakso) dan kuah hangat yang cocok untuk iklim Bandung. Selain itu, budaya pedagang keliling dan kedai kaki lima di Bandung membuat cuanki mudah dijumpai dan menjadi bagian identitas kuliner lokal. Banyak media lokal menulis cuanki sebagai salah satu jajanan khas yang “melegenda”.
Baca juga : Rahasia Pedas & Kenyal Seblak Bandung yang Bikin Viral
Cuanki Bandung bukan sekadar camilan — ia adalah bagian dari cerita kuliner kota: dari warung keliling hingga kedai legendaris seperti Cuanki Serayu. Untuk penikmat kuliner, mencoba semangkuk cuanki adalah pengalaman otentik Bandung: hangat, gurih, dan penuh tekstur. Kalau kamu ke Bandung: coba salah satu nama dalam daftar rekomendasi, dan bagikan pengalamanmu — siapa tahu kamu menemukan cuanki favorit baru.
Jika ingin update tentang hal di sekitar bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com
