Pemkot Bandung Mitigasi Banjir: Terungkap Strategi Minimalkan Genangan di Kawasan Padat Penduduk

sekitarbandung.com – Pemkot Bandung mitigasi banjir menjadi fokus utama pemerintah kota dalam menghadapi musim hujan tahun ini. Dengan curah hujan yang meningkat sejak awal November,

Aracely Azwa

Pemkot Bandung Mitigasi Banjir

sekitarbandung.com – Pemkot Bandung mitigasi banjir menjadi fokus utama pemerintah kota dalam menghadapi musim hujan tahun ini. Dengan curah hujan yang meningkat sejak awal November, Pemkot mempercepat berbagai proyek infrastruktur penanganan air, seperti perbaikan sistem drainase, pembangunan kolam retensi, dan pengoperasian rumah pompa di wilayah rawan genangan.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa penanganan banjir tidak bisa hanya mengandalkan proyek fisik. Warga harus ikut berperan menjaga lingkungan agar aliran air tetap lancar.

“Drainase bisa kita bangun dan perlebar, tetapi kalau masyarakat masih membuang sampah ke sungai, banjir tidak akan pernah selesai,” ujar Farhan.

Strategi Terpadu Pemkot Bandung Mitigasi Banjir

Langkah Pemkot Bandung mitigasi banjir dilakukan secara simultan dengan memperkuat sistem kanal dan membangun sumur resapan di permukiman padat. Hingga akhir 2025, sebanyak 15 kolam retensi telah berfungsi optimal di berbagai titik, sementara 27 rumah pompa aktif mengurangi genangan di kawasan rawan seperti Arcamanik, Sukajadi, dan Leuwipanjang.

Wakil Wali Kota Erwin menambahkan bahwa dua kolam retensi tambahan akan dibangun tahun depan. Ia menyebut, keberadaan fasilitas tersebut terbukti menurunkan risiko banjir hingga 60 persen di beberapa titik.

“Kami ingin masyarakat tahu bahwa upaya ini bukan proyek seremonial. Ini solusi jangka panjang,” tegasnya.

Baca Juga: Pelestarian Budaya Bandung Barat, Komitmen Jeje Ritchie Ismail Jaga Tradisi dan Alam

Partisipasi Warga Jadi Kunci Mitigasi Banjir di Bandung

Selain proyek fisik, Pemkot Bandung mitigasi banjir juga melalui pendekatan sosial. Program Mapag Hujan mengajak warga melakukan kerja bakti membersihkan saluran air, gorong-gorong, dan lingkungan sekitar.

Erwin menjelaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan warga menjadi elemen penting agar hasil pembangunan bisa berkelanjutan.

“Kalau drainase bersih dan kolam retensi berfungsi, maka risiko banjir bisa ditekan,” jelasnya.

Data dan Progres Pembangunan Drainase

Menurut Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Kiki Rosani Rifqi, sepanjang 2025 telah direhabilitasi lebih dari 10.000 meter drainase dan dibangun 1.600 meter drainase baru. Program tersebut difokuskan di wilayah padat dengan potensi genangan tinggi.

Ia menambahkan bahwa kesadaran masyarakat memegang peran vital dalam efektivitas sistem drainase.

“Pemkot Bandung mitigasi banjir tidak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat. Semua harus disiplin menjaga kebersihan,” kata Kiki.

Kolaborasi Pemerintah dan Warga Menuju Kota Tangguh Bencana

Dengan kombinasi antara infrastruktur yang kuat, edukasi publik, dan gotong royong masyarakat, Pemkot Bandung mitigasi banjir menjadi contoh nyata strategi perkotaan yang berkelanjutan.
Bandung menargetkan penurunan titik genangan hingga 70 persen pada 2026 melalui program kolaboratif lintas dinas dan komunitas.

“Kami ingin Bandung tidak hanya indah dan hijau, tapi juga tangguh terhadap bencana,” tutup Farhan.

Untuk panduan mitigasi bencana perkotaan yang lebih lengkap, pembaca dapat mengunjungi situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Jika ingin update tentang hal di sekitar Bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com

Related Post

Tinggalkan komentar