sekitarBANDUNGcom – Kembali Media sosial dihebohkan dengan kabar dugaan bullying atau perundungan terhadap seorang siswi SMK di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang dilakukan temannya sendiri.
Dalam unggahan yang beredar di beberapa akun Instagram salah satunya di akun @infobdgbaratcimahi, disebutkan jika korban yang bernama Nabila Putri Nuraini (18), dirundung selama tiga tahun sejak bersekolah di SMK wilayah Parongpong, Bandung Barat.
Ia dikabarkan mengalami depresi akibat perundungan tersebut, yang berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik dan mentalnya. Puncaknya, korban akhirnya meninggal dunia pada 30 Mei 2024 lalu.
Dilansir dari pemberitaan detikcom, Nabila diketahui merupakan warga Kampung Centeng, RT 05/07, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, KBB. Namun mendiang Nabila dimakamkan di pemakaman keluarga di Kota Bandung.
“Jadi anak saya almarhum Nabila, di-bully semasa sekolah. Memang bukan bully fisik, tapi lebih ke omongan karena suka dihina, dicaci, memang ada disuruh-suruh juga sama temannya itu,” ujar ibu korban, Siti Aminah saat ditemui di kediamannya, Senin (10/6/2024).
Misalnya di lingkungan sekolah, Nabila kerap diminta mengerjakan tugas sekolah oleh temannya yang merundung. Bahkan Nabila mengaku sempat diminta menggendong temannya itu ke kamar mandi.
Tak cuma di lingkungan sekolah, anaknya itu bahkan dirundung pelaku saat mereka sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada bulan November 2023.
“Jadi kebetulan sekelompok sama temannya itu untuk PKL. Kadang lagi istirahat diganggu, diminta masak nasi. Terus disuruh-suruh sama temannya, kalau di sekolah ya seperti mengerjakan tugas, terus minta digendong ke kamar mandi,” kata Siti.
Siti mengatakan perundungan yang dialami N, terendus setelah teman N menceritakan kejadian itu padanya. Ia sempat bertanya pada Nabila meskipun akhirnya diminta tak terlalu membesar-besarkannya.
“Tidak berani bilang ke saya. Jadi awalnya saya tahu masalah itu dari temannya yang lain. Setelah dapat cerita itu saya tanya Nabila dan bilang mau lapor ke sekolahnya, sama almarhum tidak boleh. Nabila bilang enggak usah diributkan, soalnya dia ingin sekolahnya lancar terus enggak ada musuh,” kata Siti.
Ia sempat berbaik sangka jika perundungan yang dilakukan teman anaknya itu tak bakal berlangsung lama. Namun ternyata aksi itu berjalan selama tiga tahun lamanya.
“Ternyata terus berlanjut, cuma lagi-lagi anak saya enggak cerita. Jadi saya selalu tahu dari temannya. Saya sempat panggil pem-bully anak saya ke rumah, tapi dia mengelak,” tutur Siti.
Kejadian itu membuat kondisi kesehatan fisik dan mental N menurun. Ia kerap mengeluh capek dan ingin segera lulus dari sekolah.
“Jadi pernah meluk saya, kalau enggak salah di tanggal 8 Mei, bilang capek tapi bersyukur soalnya mau lulus sekolah. Nah dari situ kondisi kesehatannya terus menurun. Sudah dibawa ke rumah sakit, terus anak saya juga jadi sering murung sama suka marah,” ujar Siti.
Betapa kagetnya sebab hasil pemeriksaan kesehatan dokter, menyebutkan jika N diduga mengalami depresi karena tindakan perundungan temannya. Sampai akhirnya keluarga menyebut N mesti dirujuk ke rumah sakit jiwa.
“Keluarga sudah bawa Nabila ke mana-mana, tapi enggak membaik. Kondisinya nge-drop terus, sampai akhirnya meninggal 30 Mei 2024 kemarin,” kata Siti.
Sumber Artikel: detikcom