Atap Bocor & Kelas Kurang, SDN Palamakan 1 Serang Jadi Sorotan

sekitarbandung.com – Kondisi SDN Palamakan 1 di Desa Pringwulung Kecamatan Bandung Kabupaten Serang rusak parah. Akibatnya anak-anak di sekolah tersebut harus belajar dalam kondisi serba memprihatinkan.

Acsyara Aulia

Atap Bocor, SDN Palamakan 1 Serang Jadi Sorotan

sekitarbandung.com – Kondisi SDN Palamakan 1 di Desa Pringwulung Kecamatan Bandung Kabupaten Serang rusak parah.
Akibatnya anak-anak di sekolah tersebut harus belajar dalam kondisi serba memprihatinkan.

Selain rusak, sarana prasarana di SDN Palamakan 1 tersebut masih kurang ruang kelasnya, sehingga harus belajar bergantian.

Wakil Bupati Serang Muhamad Najib Hamas mengatakan, SDN Palamakan 1 telah masuk dalam salah satu prioritas revitalisasi.

“Iya mau direvitalisasi, mohon doanya,” ujarnya kepada Kabar Banten, Jumat 12 September 2025.

Untuk sementara ini pihaknya belum bisa memastikan kapan akan dilakukan revitalisasi tersebut, namun yang pasti telah diajukan.

“Yang jelas yang penting pentingnya sudah kita ajukan baik ke provinsi maupun ke pusat,” tuturnya.

Disinggung adanya keluhan guru bahwa SDN Palamakan 1 tersebut sudah lama tidak mendapatkan perbaikan, sehingga kerusakannya semakin parah, Najib mengatakan hal itu akan dibereskan.

“Jadi insyaallah kita akan bereskan secara bertahap,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, SDN Palamakan 1 di Desa Pringwulung Kecamatan Bandung Kabupaten Serang masih mengalami kerusakan parah.

Bahkan karena kondisi itu, murid di SDN Palamakan 1 Desa harus belajar bergantian dengan kondisi tidak nyaman dan berbahaya.

Guru SDN Palamakan 1 Aswani mengatakan, sekolah tersebut memiliki tiga ruang kelas aktif dari enam kelas yang tersedia, sebab tiga ruangan lainnya rusak.

“Kami terpaksa membagi waktu. Kelas 1 sampai 3 belajar pagi, kelas 4 sampai 6 belajar siang. Ruang tidak cukup untuk semua murid,” ujarnya belum lama ini.

Saat musim hujan, kerusakan bangunan sekolah amat terasa sebab atap bocor, dinding rapuh dan lantai becek.

Kondisi tersebut membahayakan keselamatan murid maupun guru.

“Kalau hujan, air masuk ke kelas. Belajar jadi kacau. Kami khawatir anak-anak celaka,” ucapnya.

Bangunan tersebut dibangun 2011 namun sampai saat ini belum ada perbaikan.

Baca juga : XTC Indonesia Dorong Perempuan Berdaya Lewat Program XLG

Beberapa kali hanya disurvei dan difoto tapi tak kunjung dibangun.

Selain jumlah ruang kelas yang terbatas, fasilitas sekolah juga minim.

“Kegiatan belajar seharusnya penuh di pagi hari. Tapi di sini terpotong karena harus dibagi dua sesi. Dampaknya pasti ke kualitas pendidikan anak-anak,” katanya.

Jika ingin update tentang hal di sekitar bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com

Related Post

Tinggalkan komentar