Bandung Sulit Sediakan Lahan Sekolah Rakyat 5 Hektare

sekitarbandung.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengakui mengalami kendala serius dalam penyediaan lahan untuk pembangunan Sekolah Rakyat. Keterbatasan ruang di wilayah perkotaan serta keberadaan lahan yang

Acsyara Aulia

Bandung Sulit Sediakan Lahan Sekolah Rakyat 5 Hektare

sekitarbandung.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengakui mengalami kendala serius dalam penyediaan lahan untuk pembangunan Sekolah Rakyat. Keterbatasan ruang di wilayah perkotaan serta keberadaan lahan yang termasuk dalam zona sawah yang dilindungi (LP2B) menjadi hambatan utama dalam merealisasikan program tersebut.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan pihaknya telah menerima permintaan dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menyiapkan lahan seluas lima hektare yang akan digunakan sebagai lokasi Sekolah Rakyat beserta asrama bagi para peserta didik. Namun, kondisi geografis Kota Bandung yang padat dan terbatas membuat permintaan tersebut sulit dipenuhi.

“Sekolah rakyat kemarin Mensos sudah ke sini. Kita memang diminta untuk menyediakan sekolah rakyat beserta dengan asramanya di lahan luas sekitar 5 hektare. Nah, ini yang lagi berat banget buat Kota Bandung,” ujar Farhan, Rabu (29/10/2025).

Farhan menjelaskan, sebagian besar lahan yang masih tersisa di Kota Bandung sudah memiliki peruntukan spesifik seperti kawasan perumahan, fasilitas publik, dan ruang terbuka hijau. Beberapa area yang berpotensi dibangun sekolah bahkan masuk ke dalam kategori lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) yang tidak bisa dialihfungsikan.

“Banyak lahan kosong yang tidak bisa kita sentuh karena statusnya sawah dilindungi. Kalau pun ada yang bisa, luasnya kecil dan tidak sesuai kebutuhan asrama,” paparnya.

Farhan menegaskan, meskipun pembangunan Sekolah Rakyat masih menghadapi tantangan, Pemkot Bandung tetap berkomitmen untuk menindaklanjuti program tersebut bersama pemerintah pusat.

“Bandung mungkin kekurangan lahan, tapi semangat kami untuk memberikan pendidikan bagi semua anak tidak pernah kurang. Kita akan cari jalan terbaik agar Sekolah Rakyat bisa terwujud,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Asep Saeful Gufron, menjelaskan bahwa keberadaan Sekolah Rakyat sangat penting sebagai alternatif pendidikan bagi anak-anak yang belum masuk sekolah formal.

“Sekolah rakyat itu memberikan penguatan terhadap pemanfaatan pendidikan bagi anak-anak yang belum masuk sekolah formal, baik SD maupun SMP negeri atau swasta. Ada kriteria khusus di sekolah rakyat, termasuk untuk anak-anak dari keluarga rentan,” katanya.

Program Sekolah Rakyat, lanjutnya, dirancang agar dapat menjangkau anak-anak dari keluarga tidak mampu, anak putus sekolah, serta mereka yang memiliki hambatan sosial sehingga tidak tertampung di sekolah formal.

“Dengan adanya sekolah rakyat, kita bisa menyisir kembali warga yang belum sekolah dan mengarahkan mereka agar tetap bisa belajar. Jadi, ini bentuk pemerataan akses pendidikan yang lebih inklusif,” katanya.

Meskipun menghadapi kendala lahan, Pemkot Bandung tidak tinggal diam. Farhan mengatakan, pemerintah tengah menjajaki opsi untuk memanfaatkan aset-aset milik pemerintah daerah yang sudah tidak terpakai secara optimal.

Selain itu, Pemkot juga membuka kemungkinan bekerja sama dengan pihak swasta, lembaga sosial, dan yayasan pendidikan untuk mewujudkan program Sekolah Rakyat tanpa melanggar aturan tata ruang kota.

“Kita lagi hitung kemungkinan memanfaatkan lahan aset Pemkot yang belum terpakai, termasuk kerja sama dengan pihak ketiga. Prinsipnya, kita dukung penuh program ini karena manfaatnya besar bagi masyarakat,” ucapnya.

Program Sekolah Rakyat merupakan bagian dari komitmen Pemkot Bandung dalam mewujudkan pendidikan merata dan inklusif bagi seluruh anak di kota ini. Langkah tersebut sejalan dengan misi Bandung Kota Ramah Anak dan upaya untuk mengurangi angka anak tidak sekolah (ATS) di wilayah perkotaan.

Baca juga : Bandung 70 Tahun: Semangat yang Bangun Dunia Kembali

Asep Saeful Gufron menambahkan bahwa Dinas Pendidikan juga tengah memperkuat program jemput bola untuk mendata anak-anak yang belum sekolah melalui kolaborasi dengan kelurahan, RW, dan lembaga sosial masyarakat.

“Kami ingin memastikan tidak ada anak Bandung yang tertinggal dari pendidikan. Sekolah rakyat menjadi jaring pengaman agar semua anak bisa mengenyam pendidikan sesuai haknya,” tandasnya.

Jika ingin update tentang hal di sekitar bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com

Related Post

Tinggalkan komentar