Revolusi Politik Bandung! Bukan Sekadar Popularitas, Mang Gana Serukan DPR Diisi Tokoh Terbaik dari Dapil Jabar I

Konstelasi pemilihan legislatif tingkat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat I pada tahun 2024 mendatang diprediksi akan menampilkan

Redaksi Sekitar Bandung

Konstelasi pemilihan legislatif tingkat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat I pada tahun 2024 mendatang diprediksi akan menampilkan dinamika baru. Arena politik ini semakin diwarnai dengan hadirnya politisi-politisi baru dari kalangan artis dan tokoh pejabat publik. Faktanya, Dapil Jabar I, yang merupakan salah satu dapil ‘neraka’, kini didominasi oleh tokoh-tokoh populis atau mereka yang berangkat dari dunia entertain.

Dapil Jabar I: Arena Pertarungan Tokoh Populis dan Figur Publik

Dapil Jawa Barat I, yang meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi, memang selalu menjadi magnet bagi tokoh-tokoh populer untuk berkompetisi. Di Pemilu 2024, sederet artis ternama ikut mengisi kompetisi di dapil ini. Di antaranya adalah musisi Melly Goeslaw (Partai Gerindra), presenter Mohammad Farhan (Partai Nasdem), musisi Giring Ganesha (PSI), pengacara kondang Farhat Abas (PKN), dan aktor Nico Siahaan. Selain itu, turut pula sosok populer seperti Atalia Praratya, istri mantan Gubernur Jawa Barat, yang dikenal memiliki popularitas tinggi di media sosial. Fenomena ini menunjukkan tren di mana popularitas menjadi modal awal yang signifikan dalam kontestasi politik.

Namun, di tengah gemerlap popularitas ini, muncul suara-suara yang menyerukan agar politik kembali pada substansinya.

Seruan Mang Gana: Kembali ke Politik Berbasis Substansi

Calon Legislatif dari Partai Nasdem, Subchan Dargana, yang juga ikut bertarung di Dapil Jabar I, menanggapi isu populisme dan hadirnya tokoh artis ini dengan tegas. Sosok yang akrab disapa Mang Gana ini, yang juga merupakan mantan Ketua Karang Taruna Jawa Barat, menyerukan sebuah perubahan paradigma.

“Kita harus kembali kepada politik yang lebih subtansi, tidak penting sepopuler apa orang itu, yang penting kehadirannya di ruang publik memberikan manfaat, konsisten memperjuangkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat,” ujar Mang Gana. Pernyataan ini menjadi pengingat bagi pemilih dan juga para calon legislatif sendiri, bahwa esensi dari seorang wakil rakyat adalah kontribusi nyata dan keberpihakan pada masyarakat, bukan sekadar popularitas sesaat. Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam memperjuangkan kebijakan yang pro-rakyat.

Baca juga : Kemenkum Jabar Tinjau Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung

ubchan Daragana atau Mang Gana orang bandung, sosok yang menyerukan bukan sekedar pupularitas untuk menadi dpr

Motivasi Mang Gana: Berkontribusi dan Menjaga Amanah Rakyat

Lebih lanjut, Mang Gana juga memaparkan motivasi dirinya ikut dalam kontestasi Pileg di Dapil Jabar I. Niatnya bukan sekadar mencari jabatan, melainkan dorongan untuk berkontribusi secara langsung. “Saya sendiri termotivasi untuk hadir saat sebelum terpilih, dan semoga jika terpilih, insyaallah Mang Gana ingin selalu jadi bagian masyarakat dan berkontribusi,” tuturnya, menunjukkan tekad untuk tetap dekat dengan rakyat terlepas dari hasil pemilu.

Komitmennya tidak berhenti di situ. “Saya akan berupaya menjaga amanah dari masyarakat yang berkenan memilih Mang Gana nanti di 2024,” imbuhnya. Mang Gana juga menyoroti kompleksitas masalah bangsa saat ini. “Apalagi masalah kita saat ini begitu kompleks, salah satunya isu akhlak dan parenting,” ungkap sosok yang dikenal sebagai pegiat parenting tersebut. Permasalahan moral dan pendidikan keluarga ini menjadi salah satu fokus perhatiannya jika terpilih.

Popularitas vs. Kompetensi: Sebuah Dilema Demokrasi

Fenomena masuknya tokoh populis ke arena politik memang menjadi dilema. Di satu sisi, popularitas dapat membantu dalam mobilisasi massa dan mengenalkan gagasan dengan cepat. Masyarakat mungkin cenderung memilih sosok yang sudah mereka kenal atau kagumi dari layar kaca. Namun, di sisi lain, kompetensi dalam memahami isu-isu kompleks, menyusun kebijakan, dan melakukan fungsi pengawasan di parlemen adalah hal yang tak bisa ditawar.

Seruan Mang Gana untuk memilih “orang-orang baik” yang “sudah selesai dengan dirinya sendiri, baik finansial maupun mental” adalah sebuah panggilan untuk integritas. Ia percaya bahwa hanya dengan masuk ke politik, seseorang bisa mengubah dan memperbaiki bangsa ini, bukan hanya sekadar menyalahkan keadaan, tetapi ikut terlibat dalam merubah keadaan. Ini adalah tantangan bagi pemilih untuk lebih jeli melihat rekam jejak, visi, dan komitmen para calon, bukan hanya sekadar kilau popularitas.

Pilkada 2024 di Dapil Jabar I akan menjadi barometer menarik untuk melihat bagaimana preferensi pemilih dihadapkan pada pilihan antara popularitas dan substansi. Harapannya, kontestasi ini akan menghasilkan wakil rakyat yang benar-benar mampu menjawab tantangan kompleks bangsa dan mewakili aspirasi rakyat secara utuh.

Baca : Bandung Tak Akan Larang Study Tour Sekolah, Ini Syarat dari Wali Kota

Related Post

Tinggalkan komentar