sekitarbandung.com – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke‑80 Republik Indonesia, publik dikejutkan oleh Fenomena Bendera One Piece. Ikon bajak laut dari anime Jepang yang menggambarkan Jolly Roger bertopi jerami itu berkibar berdampingan dengan Merah Putih di sejumlah tempat. Munculnya simbol ini di tengah euforia nasional memicu polemik—antara ekspresi budaya atau potensi ancaman politik.
Baca Juga: Usfina Aliffia Penulis Novel dari Panti Asuhan, Tulis 300 Halaman Hanya Pakai Ponsel
Fenomena Bendera One Piece Dituding Sebagai Gerakan Sistematis
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dari Partai Gerindra menanggapi serius. Ia menyatakan bahwa Fenomena Bendera One Piece bukan sekadar tren kreatif, tapi berpotensi sebagai gerakan sistematis yang mengancam keutuhan NKRI.
“Ada masukan dari lembaga pengamanan bahwa ini bisa jadi bagian dari upaya memecah belah kesatuan bangsa,” ujarnya (31 Juli 2025) di Kompleks Parlemen Senayan.
Apakah Ada Pengaruh Asing?
Dasco tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan pihak asing dalam menyebarkan simbol ini. Ia menilai, simbol bajak laut dari budaya pop bisa digunakan untuk menggoyang stabilitas nasional secara simbolik.
“Ini bukan soal anime, ini soal simbolik. Saat Indonesia sedang berkembang pesat, pasti ada pihak yang tidak suka,” ujarnya lagi.
DPR Imbau Warga Waspada & Jaga Persatuan
Merespons Fenomena Bendera One Piece, DPR RI mengimbau masyarakat—terutama generasi muda—untuk tidak mudah terpancing, dan menjaga keutuhan NKRI.
“Mari kita bersatu, jangan terprovokasi simbol luar yang bisa mengaburkan makna kemerdekaan,” tegas Dasco.
Simbol Perlawanan atau Kritik Sosial?
Secara budaya, dalam kisah One Piece, bendera Jolly Roger adalah simbol:
-
Perlawanan terhadap ketidakadilan
-
Solidaritas dan kebebasan
-
Keberanian melawan otoritas lalim
Sebagian masyarakat, khususnya generasi muda, menafsirkan pengibaran bendera ini sebagai bentuk kritik sosial terhadap ketimpangan, atau refleksi terhadap nilai-nilai kemerdekaan.
Fenomena Bendera One Piece bukan hanya soal anime tapi menjadi refleksi kompleks antara budaya pop, kritik sosial, dan ketegangan simbolik dalam ruang publik Indonesia. Di tengah peringatan HUT RI, masyarakat diimbau tetap bersatu dan bijak menyikapi simbol-simbol non-tradisional.
Sumber:
Untuk berita dan analisis lokal seputar Bandung dan nasional, kunjungi terus: sekitarbandung.com.
