sekitarbandung.com – Antisipasi potensi gempa bumi dari Sesar Lembang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung akan segera memulai program geotrack pada Agustus 2025.
Langkah ini bertujuan untuk memetakan secara komprehensif titik-titik rawan, jalur evakuasi, dan lokasi paling terdampak, guna memperkuat mitigasi bencana.
Geotrack, yang melibatkan penyusuran jalur Sesar Lembang oleh petugas dan praktisi, menjadi bagian dari upaya kolaboratif untuk memastikan kesiapan Kota Bandung menghadapi ancaman gempa.
Apa Itu Geotrack
Geotrack adalah istilah yang secara umum mengacu pada teknologi atau sistem yang digunakan untuk melacak dan memetakan lokasi suatu objek, orang, atau fenomena geografis secara akpit.
Teknologi utama yang sering digunakan dalam geotrack adalah Global Positioning System (GPS), tetapi bisa juga melibatkan teknologi lain seperti Sistem Informasi Geografis (GIS), citra satelit, atau sensor berbasis IoT (Internet of Things).
Dimulai Agustus 2025
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, geotrack tersebut kemungkinan akan dilaksanakan mulai Agustus 2025 dengan melibatkan sejumlah praktisi.
“Kita akan mulai secepatnya, mudah-mudahan Agustus 2025 ini bisa segera dilaksanakan,” ujarnya saat ditemui di Balai Kota Bandung, Rabu (30/7/2025).
Dalam geotrack tersebut, nantinya petugas BPBD Kota Bandung dan sejumlah praktisi akan menyusuri jalan yang masuk jalur Sesar Lembang, kemudian melewati lokasi-lokasi yang paling berpotensi terdampak.
“Itu sebagai langkah awal pemetaan mitigasi Sesar Lembang. Nanti teman-teman sudah mengidentifikasi kalau terjadi bencana, titik evakuasinya di mana, jalur evakuasinya lewat mana, itu nanti diidentifikasi,” kata Didi.
Selain itu, pihaknya juga akan segera melalukan rapat teknis untuk membahas program-program yang akan dikolaborasikan dalam waktu dekat, agar upaya mitigasi bencana Sesar Lembang ini bisa benar-benar konkret.
“Intinya dalam segala hal, kolaborasi itu sangat penting pentahelix ya. Jadi mereka terlibat dalam pembangunan kembali lokasi yang terkena bencana. Kemudian pembangunan mentalnya, pemulihan mentalnya juga itu mereka terlibat,” ucapnya.
Baca juga : Risyad Fahlefi Terpilih Ketua Umum GMNI 2025–2028
Didi mengatakan, langkah-langkah tersebut nantinya akan dilakukan berseri termasuk geotrack, sehingga dengan begitu upaya mitigasi bisa dilaksanakan secara berkelanjutan.
“Geotrack itu nanti seperti pengenalan Sesar Lembang di lapangan. Kemudian kita mungkin bisa melihat itu sudah turun berapa puluh meter pergeserannya. Kita juga akan menelusuri lokasi-lokasi rentan bencananya,” ujar Didi.
Jika ingin update tentang hal di sekitar bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com

