Kontroversi Rangka eSAF Honda Beat-Vario: Klarifikasi Tak Memuaskan, Netizen Kian Nyinyir

sekitaBANDUNGcom – Apa jadinya jika sepeda motor yang dipercaya jutaan masyarakat Indonesia justru menuai kontroversi soal kualitas dan keamanan? Inilah yang tengah dialami Honda, salah

Redaksi Sekitar Bandung

sekitaBANDUNGcom – Apa jadinya jika sepeda motor yang dipercaya jutaan masyarakat Indonesia justru menuai kontroversi soal kualitas dan keamanan? Inilah yang tengah dialami Honda, salah satu produsen otomotif terbesar di Indonesia, yang kini disorot habis-habisan karena dugaan kerusakan pada rangka eSAF (enhanced Smart Architecture Frame) motor Beat dan Vario. Masalah ini mencuat setelah sejumlah pengguna memposting video di media sosial yang menunjukkan kerusakan serius pada rangka motor mereka. Kata kunci “rangka eSAF Honda mudah patah” pun dengan cepat menjadi perbincangan hangat warganet.

Kronologi Kejadian dan Klarifikasi Honda

Kontroversi ini bermula dari viralnya unggahan beberapa pengguna yang memperlihatkan batang rangka eSAF berkarat hingga mudah patah. Video tersebut menyebar cepat di TikTok, Instagram, hingga Twitter, mengundang perhatian ribuan netizen dan media.

Menanggapi keresahan ini, akun resmi Instagram Honda Indonesia mengunggah klarifikasi dalam bentuk video. Dalam penjelasannya, pihak Honda menyebut bahwa bercak kuning yang terlihat pada rangka bukanlah karat, melainkan lapisan silicate. Penjelasan ini ditegaskan kembali oleh General Manager Corporate Communication Astra Honda Motor (AHM), Ahmad Muhibbuddin.

“Kami ingin menyampaikan bahwa bercak ini sebenarnya bukan karat, tapi lapisan silicate yang tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keropos,” jelasnya.

Respons Netizen yang Makin Geram

Alih-alih menenangkan situasi, klarifikasi tersebut justru memperkeruh suasana. Banyak pengguna media sosial menganggap jawaban Honda tidak menyentuh akar masalah, yakni soal kekuatan struktur rangka dan insiden rangka patah.

Salah satu komentar yang mewakili keresahan warganet berbunyi,

“Klarifikasi yang tidak memuaskan. Terus itu kejadian banyak batang eSAF yang patah gimana?”

Komentar lain mengkritisi kelalaian pabrikasi,

“Oh emang boleh ya ada produk baru keluaran pabrik yang lupa dicat seperti itu? Katanya melalui quality control, masa banyak produknya begitu?”

Kegeraman ini menunjukkan bahwa konsumen saat ini tidak hanya menuntut penjelasan teknis, tetapi juga tanggung jawab perusahaan terhadap kualitas dan keselamatan.

Baca Juga : DAM Kirim Putra Putri Terbaik Jawa Barat ke Astra Honda Safety Riding Competition 2025

Tampilan detail rangka eSAF Honda Beat dengan struktur tubular yang menjadi sorotan karena isu keropos dan patah di bagian sambungan bawah.

Apa Itu Rangka eSAF dan Kenapa Jadi Masalah?

Rangka eSAF adalah teknologi rangka terbaru dari Honda yang diklaim lebih ringan dan stabil, serta lebih hemat bahan bakar. Teknologi ini sebelumnya mendapat sambutan positif karena dianggap membawa inovasi pada motor skuter matik.

Namun, kasus terbaru menunjukkan bahwa eSAF memiliki titik lemah, khususnya pada sambungan rangka dan area yang rawan korosi. Beberapa ahli otomotif bahkan menyarankan agar dilakukan investigasi menyeluruh terkait kualitas material dan proses manufakturnya. Bahkan beberapa bengkel mandiri menyebut bahwa material rangka terlihat lebih tipis dibanding generasi sebelumnya.

Tak sedikit pula pengguna yang merasa tertipu karena menganggap rangka motor baru semestinya memiliki ketahanan jangka panjang. Beberapa testimoni menyebutkan bahwa motor belum genap dua tahun pemakaian, namun bagian bawah rangka sudah keropos dan patah, terutama pada area yang terkena cipratan air dan lumpur jalanan.

Tantangan bagi Brand Besar di Era Digital

Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua perusahaan besar: reputasi dapat runtuh dalam sekejap di era digital. Klarifikasi teknis tanpa empati atau solusi nyata bisa dianggap sebagai bentuk pengabaian terhadap konsumen. Dalam kasus Honda, minimnya pengakuan atas insiden rangka patah justru memperdalam krisis kepercayaan.

Konsumen saat ini bukan hanya pembeli, tetapi juga pengamat aktif yang punya suara di ruang publik digital. Ketika satu keluhan diviralkan dan mendapat dukungan luas, perusahaan perlu merespons dengan cepat, akurat, dan beretika. Honda perlu menyesuaikan pendekatannya terhadap komunikasi krisis agar tetap relevan dan dipercaya.

Langkah Selanjutnya yang Diharapkan Konsumen

Untuk memulihkan kepercayaan publik, Honda perlu mengambil beberapa langkah nyata, antara lain:

  1. Melakukan investigasi terbuka terkait keluhan rangka eSAF.
  2. Menyediakan layanan pengecekan dan perbaikan gratis bagi konsumen yang terdampak.
  3. Menghadirkan juru bicara teknis yang dapat menjelaskan masalah secara transparan.
  4. Menjalin komunikasi yang lebih terbuka di media sosial, bukan hanya sebatas unggahan satu arah.
  5. Memberikan garansi tambahan atau kompensasi bagi konsumen yang mengalami kerusakan serupa.

Kontroversi rangka eSAF Honda Beat-Vario ini adalah bukti nyata bahwa kualitas produk dan komunikasi publik tidak bisa dipisahkan. Dalam era keterbukaan informasi, perusahaan harus mampu memberikan penjelasan yang tidak hanya teknis, tetapi juga memuaskan secara emosional dan etis. Honda masih punya kesempatan untuk memperbaiki keadaan, namun waktu dan cara penyampaian akan sangat menentukan. Kini, publik hanya menunggu: apakah Honda akan benar-benar mendengar suara konsumennya, atau justru kehilangan kepercayaan pasar yang telah dibangun selama puluhan tahun?

 

Baca Juga : Segera Cek Jadwal SIM Keliling Bandung 17–21 Juni 2025 di Sini!

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar