Jadi Pembicara Sosialisasi Kang Pisman Babakan Surabaya Bandung, Subchan Daragana Ajak Masyarakat Lebih Bertanggung Jawab Kepada Sampah

Jadi Pembicara Sosialisasi Kang Pisman Babakan Surabaya Bandung, Subchan Daragana Ajak Masyarakat Lebih Bertanggung Jawab Kepada Sampah

Sampah di Kota Bandung masih menjadi persoalan yang tak kunjung selesai. Kabar terbaru, ada 30 TPS yang dinyatakan melebihi kapasitas oleh Pemkot Bandung.

Merujuk informasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, satu orang di Kota Bandung diperkirakan menyumbang sampah sekitar 0,6 kg per hari dan jika diakumulasi dengan seluruh penduduk Kota Bandung maka dalam sehari sebanyak 1.500-an ton sampah diproduksi masyarakat Kota Bandung.

“Masalah sampah adalah masalah budaya, budaya adalah masalah perilaku, perilaku adalah masalah karakter dan karakter dimulai dari kebiasaan kita, sementara kebiasaan dimulai dari mindset, maka yang harus dirubah adalah mindset atau pola pikir” ujar Penggiat sosial dan penggerak literasi keluarga Subchan Daragana yang hadir sebagai pembicara di acara Sosialisasi Kang Pisman yang diselenggarakan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPM) Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong Kota bandung, Senin (12/06/2023).

Sosok yang akrab disapa Mang Gana ini menambahkan, yang hilang dari masyarakat terkait persoalan sampah saat ini adalah lunturnya kepedulian, disiplin, dan tanggungjawab.

“apapaun yang kita inginkan untuk merubah budaya, tidak bisa tanpa merubah mindset, harus dirubah dari hilir nya terlebih dulu” imbuh Mang Gana.

Lebih lanjut Gana pun mengajak kepada masyarakat Kota Bandung untuk berkolaborasi dan mempercayakan spirit kepada generasi muda.  Baginya, generasi muda sekarang memiliki pemikiran kreatif dalam menyelesaikan persoalan sampah.

Sebagai informasi tambahan, di Bandung sendiri memiliki start up pengelolaan sampah yang dirintis oleh anak-anak Universitas Telkom Bandung  bernama Gonigoni. Startup tersebut bergerak di industri hijau khususnya pengolahan sampah anorganik dan organik, serta The Local Enablers untuk memberikan masukan menggunakan metode design thinking untuk ikut menyukseskan program Kang Pisman. (IL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *