Pemuda Indonesia Bersatu Lawan Provokasi Digital di Momentum Sumpah Pemuda 2025

sekitarbandung.com – Peringatan Sumpah Pemuda 2025 menjadi refleksi penting bagi bangsa Indonesia untuk menjaga semangat persatuan di tengah tantangan besar era digital. Di berbagai daerah,

Aracely Azwa

Sumpah Pemuda 2025

sekitarbandung.com – Peringatan Sumpah Pemuda 2025 menjadi refleksi penting bagi bangsa Indonesia untuk menjaga semangat persatuan di tengah tantangan besar era digital. Di berbagai daerah, perayaan berlangsung aman, damai, dan penuh kebersamaan berkat kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, menegaskan bahwa perjuangan pemuda masa kini tidak lagi diwujudkan melalui pertempuran fisik, melainkan dengan menjaga keutuhan bangsa dari ancaman disinformasi dan provokasi daring.

“Semangat Sumpah Pemuda hari ini adalah melindungi kesatuan bangsa di tengah derasnya arus informasi. Tantangan kita bukan lagi senjata, tapi berita palsu yang bisa memecah belah,” ujar Pratikno dalam siaran resminya.

Literasi Digital Jadi Benteng Nasionalisme

Menurut Pratikno, Sumpah Pemuda 2025 harus dimaknai sebagai momentum memperkuat literasi digital di kalangan anak muda. Ia menilai, generasi Z dan milenial kini memegang peran strategis dalam membangun kesadaran bermedia yang sehat dan bertanggung jawab.

“Pemuda harus jadi garda terdepan menjaga ruang digital dari provokasi dan kebencian. Nasionalisme hari ini diwujudkan lewat etika bermedia,” jelasnya.

Untuk mendukung hal itu, pemerintah melalui Kementerian Kominfo terus mengembangkan program edukasi digital seperti Literasi Digital Nasional dan Cerdas Bermedia Sosial.

Baca Juga: Santriwati di Bandung Barat Tewas Tertimbun Longsor Saat Hujan Deras, BPBD Imbau Warga Waspada

TNI dan Polri Tegaskan Sinergi dengan Masyarakat

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang telah berperan aktif menjaga keamanan selama peringatan berlangsung. Ia menekankan bahwa suasana kondusif nasional bukan hasil kerja aparat semata, melainkan buah kolaborasi seluruh elemen bangsa.

“Kondusifitas nasional hanya bisa dicapai lewat kerja sama antara TNI, Polri, dan masyarakat. Sinergi ini adalah kekuatan utama bangsa,” tegasnya.

Hal senada disampaikan oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Ia menilai, kolaborasi dengan masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam menjaga stabilitas nasional di tengah potensi ancaman digital dan sosial.

“Kami memastikan perayaan Sumpah Pemuda berjalan damai dan penuh semangat persaudaraan. Keamanan lahir dari gotong royong rakyat dan aparat,” ujarnya.

Akademisi Nilai Masyarakat Semakin Dewasa Hadapi Era Digital

Dari sisi akademis, Dr. H. Darsono, M.Si., pakar politik dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, menyebut bahwa ketertiban dalam peringatan tahun ini mencerminkan kedewasaan bangsa.

Menurutnya, generasi muda Indonesia kini mulai memahami konsep nasionalisme digital, yakni mencintai tanah air melalui kolaborasi positif dan etika bermedia.

“Pemuda kini sadar bahwa menjaga persatuan bangsa juga berarti menjaga ruang digital dari provokasi dan perpecahan,” ungkap Darsono.

Ia menilai, penguatan literasi digital dan kesadaran sosial harus terus dipupuk agar nilai-nilai Sumpah Pemuda 1928 tetap relevan di masa kini.

Makna Baru Sumpah Pemuda 2025: Bersatu di Dunia Nyata dan Digital

Semangat kolaborasi dari Sabang hingga Merauke menunjukkan bahwa nilai Sumpah Pemuda tetap hidup dan menyesuaikan zaman. Bila dulu pemuda bersatu lewat ikrar bahasa, kini mereka bersatu lewat kesadaran digital — menolak ujaran kebencian, hoaks, dan adu domba yang merusak tatanan sosial.

Momentum Sumpah Pemuda 2025 menjadi pengingat bahwa persatuan bangsa tidak hanya dijaga di jalanan dan lapangan, tetapi juga di layar gawai dan ruang maya.

Untuk memperkuat semangat kebangsaan di era digital, masyarakat dapat mengikuti pelatihan dan kampanye literasi dari Siberkreasi Kominfo atau bergabung dalam komunitas pemuda nasional yang berfokus pada penguatan karakter bangsa.

“Pemuda masa kini berjuang dengan pengetahuan, empati, dan kesadaran digital. Inilah wajah baru nasionalisme Indonesia,” tutup Pratikno.

Jika ingin update tentang hal di sekitar bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com

Related Post

Tinggalkan komentar