sekitarBADUNGcom – Hujan deras yang melanda Cianjur sejak Senin (20/3/23) sore menyebabkan 2 kecamatan terendam banjir, yakni Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cugenang. Akibat Banjir tersebut, ada sekitar 100 rumah terendam. Namun demikian belum dapat dipastikan ada tidaknya korban jiwa akubat banjir tersebut.
Dilansir dari liputan6.com, Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo di Cianjur, Senin malam (21/3/2023) mengatakan, banjir bandang melanda dua kecamatan, Pacet dan Cugenang, akibat luapan air dari saluran dan sungai yang membentang di wilayah tersebut, setelah hujan deras sejak Senin siang hingga malam.
“Kami masih melakukan pendataan, laporan sementara sekitar 100 rumah di sejumlah desa di Kecamatan Pacet dan Cugenang, terendam banjir setinggi betis orang dewasa, termasuk tenda pengungsian warga tergenang banjir,” katanya.
Pihaknya meminta warga untuk mengungsi ke tempat aman sambil menunggu air bah surut karena sebagian besar wilayah yang tergenang banjir merupakan lokasi tenda dan hunian darurat korban gempa yang rawan tergenang banjir saat hujan deras.
Pihaknya juga mendapat laporan sejumlah sekolah di Kecamatan Pacet, seperti MTs Negeri Pacet tergenang banjir. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun seratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi ke sejumlah tempat yang dinilai aman dari banjir.
“Kami juga sudah meminta petugas untuk mendatangi sejumlah lokasi dan berkoordinasi dengan aparat setempat untuk segera mengevakuasi warga jika air yang mengenangi perkampungan bertambah tinggi. Saat ini petugas masih melakukan pendataan,” katanya.
Sejumlah warga penghuni tenda dan hunian darurat di Kecamatan Pacet terpaksa mengungsi ke tempat yang dinilai aman karena air bah setinggi betis mengenangi hunian darurat dan tenda yang sudah mereka tempati sejak gempa tiga bulan yang lalu.
“Hujan deras disertai angin kencang juga menyebabkan atap terpal hunian darurat bocor dan bagian bawah tergenang air bah, sehingga kami memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk sementara waktu dengan harapan air cepat suruh dan hujan berhenti,” kata warga Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Rosmita.
Selain menyebabkan banjir bandang, hujan deras kemarin juga menyebabkan beberapa akses jalan tertutup akibat longsor, diantaranya yakni Jalur Sate sinta atau jalur penghubung Puncak-Cianjur, dan Jalur Gunung Halu yang menghubungkan Kabupaten Bandung Barat dengan Cianjur juga tertutup longsor.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo saat dihubungi, Senin malam mengatakan untuk sementara jalur menuju Cipanas atau sebaliknya menuju Cianjur, ditutup sementara guna menghindari longsor terus meluas.
“Untuk kendaraan dari kedua jalur ditutup sementara guna menghindari korban jiwa ketika longsoran meluas dan mengancam landasan jalan yang ada di bawah dan atas tebing. Penanganan sedang dilakukan tim dari Kementerian PUPR yang masih bertugas di lokasi,” katanya.
Rudi menjelaskan, tebing di bagian atas dan bawah jalur Sate Sinta, masih dalam penanganan petugas, saat hujan turun deras disertai angin kencang membuat tanah tebing yang masih labil kembali longsor, sehingga dapat mengancam dan menggerus landasan jalan nasional.
“Kami berharap penanganan dapat cepat dilakukan dan hujan segera berhenti agar tebing tidak lagi longsor. Namun untuk sementara jalur ditutup sampai situasi dinyatakan petugas aman untuk dilalui,” katanya.
Rudi menambahkan, pihaknya juga mendapat laporan sejumlah hunian darurat dan rumah warga di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, rusak terbawa banjir dan longsor. Namun pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah hunian darurat yang rusak terbawa banjir.
“Kami baru mendapat laporan, ada rumah warga di Desa Cijedil yang rusak berat terbawa longsor. Sedangkan hunian darurat yang rusak akibat terbawa banjir di wilayah yang sama, masih didata petugas gabungan,” katanya.
Untuk Akses jalan kabupaten di Kampung Tugu RT 3/7, Desa Sindangjaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang sempat lumpuh karena tertutup material tanah longsor akhirnya berhasil dilewati kendaraan. Setelah berjuang keras selama beberapa jam, material tanah longsor setebal kurang lebih 10 meter akhirnya bisa disingkirkan. Proses evakuasi material tanah itu dilakukan oleh petugas gabungan, warga, dan dibantu satu unit alat berat yang diterjunkan ke lokasi.