sekitarBANDUNGcom – Pemerintah Kota Bandung kembali mereaktivasi eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cicabe sebagai langkah darurat penanganan sampah di Kota Bandung. Hal ini diungkapkan oleh Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, pada Rabu (3/5/2023).
Seperti dilansir Teibunjabar, menurut Ema, reaktivasi eks TPA Cicabe ini dilakukan karena saat ini TPA Sarimukti, tempat pembuangan akhir utama di Kota Bandung, sedang mengalami kendala dan hanya mampu menampung 50-60 persen dari total sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Bandung. “Rata-rata masyarakat Kota Bandung ini menghasilkan 1.500 ton sampah per hari dan hanya mengandalkan penanganan regional di TPA Sarimukti. Sekarang kan Sarimukti sedang terkendala, yang tadinya bisa menampung 100 persen namun sekarang hanya 50-60 persen,” kata Ema.
Selain itu, di Kota Bandung terdapat 55 Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang sudah overload dari total 135 TPS yang ada. Hal ini disebabkan oleh pola pengangkutan sampah yang tidak berjalan dengan ideal, serta adanya masalah dan kemacetan di beberapa wilayah, terutama di Padalarang.
“Untuk itu, TPA Cicabe ini diperuntukkan bagi sekitar Bandung Timur, sementara daerah lainnya tetap ke TPA Sarimukti. Kami prioritaskan ke Cicabe karena radiusnya dekat. Kalau yang di barat kami tetap ke Sarimukti,” jelas Ema.
Lahan eks TPA Cicabe yang menjadi tempat darurat penanganan sampah ini akan digali sebanyak 20 lubang dengan ukuran 5×5 meter dan kedalaman enam meter. “Sudah ada sebanyak 500-600 ton sampah yang dibuang ke sana sambil menunggu Pemerintah Provinsi Jabar mengaktifkan TPA Legok Nangka,” kata Ema.
Ema pun mengimbau agar masyarakat Kota Bandung dapat lebih bijak dalam memproduksi sampah agar tidak semua sampah dibuang di tempat akhir. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban penanganan sampah di Kota Bandung dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
redaktur : ibd