sekitarBandungcom – Berapa Skor IDSD Bandung? Sebuah kabar membanggakan datang dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam rilis laporan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) terbaru untuk tahun 2025, Kota Bandung secara resmi dinobatkan sebagai daerah dengan skor tertinggi di seluruh Jawa Barat. Tak hanya menjadi juara di tingkat provinsi, pencapaian tersebut bahkan berhasil melampaui rata-rata skor daya saing nasional, menempatkan Kota Kembang di jajaran elite kota paling berdaya saing di Indonesia.
Namun, apa sebenarnya Indeks Daya Saing Daerah itu? IDSD adalah sebuah “rapor” komprehensif yang mengukur kemampuan dan kinerja suatu daerah dalam mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. Peringkat tinggi bukanlah sekadar sebuah piala, melainkan cerminan dari sebuah ekosistem yang sehat. Keberhasilan Skor IDSD Bandung yang melampaui rata-rata nasional ini bukanlah kebetulan.
Kunci dari keberhasilan ini terletak pada tingginya Skor IDSD Bandung di empat pilar penilaian utama. Keunggulan di keempat pilar inilah yang menjadi resep rahasia di balik predikat “juara” tersebut. Mari kita kupas tuntas keempat pilar tersebut beserta 12 indikator yang menjadi dasar penilaiannya.
Baca juga – Kerja Sama Pemkot dan Kadin Bandung Dorong Sektor Parkir dan Ritel Lokal
1. Pilar Pertama: Ekosistem Inovasi yang Dinamis dan Kolaboratif
Pilar pertama mengukur kemampuan sebuah daerah untuk menciptakan, mengadopsi, dan menyebarkan pengetahuan serta teknologi baru. Bandung, dengan DNA-nya sebagai kota kreatif dan pusat pendidikan, menunjukkan keunggulan luar biasa di area ini. Kehadiran perguruan tinggi kelas dunia seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi motor penggerak riset dan inovasi. Kolaborasi antara akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah (konsep Triple Helix) berjalan dengan sangat baik, menciptakan lingkungan yang subur bagi lahirnya ide-ide baru. Faktor-faktor inilah yang menjadi pendorong utama di balik tingginya Skor IDSD Bandung pada pilar inovasi.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, sering menekankan pentingnya sinergi ini. “Ekosistem inovasi yang kuat tidak bisa dibangun sendiri-sendiri. Harus ada kolaborasi erat antara universitas sebagai penghasil pengetahuan, industri sebagai pengguna teknologi, dan pemerintah sebagai fasilitator,” ujarnya.
Tiga indikator utama dalam pilar ini yang berhasil diungguli Bandung adalah:
- Kapasitas Riset & Teknologi: Diukur dari jumlah publikasi ilmiah, paten, dan aktivitas lembaga riset.
- Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Tingkat penetrasi internet dan literasi digital masyarakat.
- Dinamika Bisnis: Kemudahan memulai usaha baru dan tingkat pertumbuhan perusahaan rintisan (startup).
2. Pilar Kedua: Sumber Daya Manusia Unggul dan Terampil
Sebuah daerah tidak akan bisa maju tanpa kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Tingginya Skor IDSD Bandung pada pilar ini ditopang oleh statusnya sebagai salah satu “Kota Pelajar” terbaik di Indonesia. Setiap tahun, ratusan ribu anak muda dari seluruh penjuru negeri datang ke Bandung untuk menimba ilmu, menciptakan sebuah “kolam talenta” yang kaya dan beragam, yang siap memenuhi kebutuhan industri modern.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar, menyatakan komitmennya pada pengembangan SDM. “Kami terus mendorong sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Program-program seperti magang dan kelas industri bertujuan untuk memastikan lulusan dari Bandung tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap bersaing secara global,” katanya.
Kombinasi antara kesehatan, pendidikan, dan kesiapan masa depan ini secara langsung berkontribusi pada solidnya Skor IDSD Bandung. Tiga indikator utama dalam pilar SDM ini adalah:
- Kesehatan: Angka harapan hidup dan akses terhadap fasilitas kesehatan.
- Pendidikan & Keterampilan: Rata-rata lama sekolah dan ketersediaan pelatihan vokasi.
- Kesiapan Masa Depan: Kemampuan angkatan kerja dalam mengadopsi teknologi baru.
3. Pilar Ketiga: Pasar yang Luas dan Terbuka
Pilar ketiga yang tak kalah penting dalam membentuk Skor IDSD Bandung adalah potensi pasarnya. Bandung unggul karena posisinya yang strategis dengan aksesibilitas yang tinggi. Pasar domestiknya sangat besar, didukung oleh daya beli masyarakat dan arus wisatawan yang konstan. Selain itu, iklim persaingan di Bandung juga dinilai sangat sehat, ditandai dengan ribuan UMKM yang dinamis di sektor kuliner, fesyen, dan kriya. Kondisi pasar yang dinamis tersebut menjadi justifikasi kuat atas tingginya Skor IDSD Bandung.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Bandung, Iwa Gartiwa, melihat potensi besar ini. “Bandung adalah pasar yang sangat menarik bagi investor. Daya beli masyarakatnya kuat dan ekosistem UMKM-nya sangat kreatif. Tugas kami bersama pemerintah adalah terus menjaga iklim investasi ini agar tetap kondusif,” ujarnya.
Tiga indikator utama dalam pilar pasar ini adalah:
- Ukuran Pasar: Diukur dari PDRB, jumlah penduduk, dan daya beli.
- Keterbukaan & Persaingan: Tingkat kompetisi pasar dan kemudahan akses bagi pemain baru.
- Iklim Investasi: Kemudahan perizinan dan persepsi investor.
4. Pilar Keempat: Tata Kelola Pemerintahan yang Adaptif
Faktor terakhir yang menjadi penentu adalah kualitas tata kelola pemerintahan. Pemerintahan yang baik berfungsi sebagai fondasi yang memungkinkan ketiga pilar lainnya untuk tumbuh. Pemkot Bandung dinilai berhasil dalam menerapkan reformasi birokrasi dan inovasi layanan publik. Tingginya Skor IDSD Bandung juga didukung oleh visi dan perencanaan kota yang jelas dan terukur.
Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menekankan pentingnya pemerintahan yang melayani. “Fokus kami adalah menciptakan tata kelola yang efisien, transparan, dan responsif. Digitalisasi layanan publik bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk memberikan pelayanan terbaik,” tegasnya.
Tata kelola yang adaptif inilah yang menjadi fondasi bagi pencapaian gemilang Skor IDSD Bandung. Tiga indikator utama dalam pilar pemerintahan ini adalah:
- Stabilitas Kelembagaan: Efektivitas birokrasi, supremasi hukum, dan keamanan.
- Kebijakan & Regulasi: Kualitas peraturan daerah yang pro-pertumbuhan.
- Visi dan Perencanaan: Kualitas dokumen perencanaan pembangunan.
Kesimpulan: Resep Juara untuk Kota Modern
Keberhasilan Skor IDSD Bandung ini bukan hanya soal peringkat, tetapi tentang dampak nyata bagi warganya, seperti lebih banyak peluang kerja dan layanan publik yang lebih baik. Pencapaian ini adalah hasil kerja kolektif. Sinergi antara pemerintah yang adaptif, dunia akademik yang inovatif, SDM yang terampil, dan pasar yang dinamis telah menciptakan sebuah resep keberhasilan. Tantangan ke depan adalah mempertahankan momentum dari Skor IDSD Bandung yang impresif ini. Pencapaian ini bukan tujuan akhir, melainkan fondasi kuat yang menjadi bukti bahwa Skor IDSD Bandung yang tinggi adalah hasil dari perencanaan yang matang dan eksekusi yang baik.
Bukan hanya skor IDSDnya yang baik, bandung pun menjadi kota 5G terdepan di Jawa Barat, ingin tahu lebih lanjut? baca ini – Bandung Jadi Kota 5G Terdepan di Jawa Barat
