Akselerator Kebijakan Publik Ini Sebut Pemkot Bandung Ciptakan Disfungsi Halte. Dibuat Untuk Di Bongkar

Akselerator Kebijakan Publik Ini Sebut Pemkot Bandung Ciptakan Disfungsi Halte. Dibuat Untuk Di Bongkar

sekitarBANDUNGcom – Kota Bandung disebut sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia. Sayangnya, masih banyak urusan dapur yang bersangkutan dengan pelayanan publik dianggap masih amburadul. Salah satunya dalam urusan Transportasi Publik. Akselerator Kebijakan Publik yang juga seorang dosen di beberapa Universitas, Prof. Madya. DR. Riswanda mengatakan jika Pemerintahan Kota Bandung seperti kehilangan arah selama bertahun-tahun untuk menciptakan transportasi publik yang prima.

” Memberikan pelayanan prima itukan kewajiban Pemerintah dan hak dasar masyarakat untuk mendapatkannya. Ini kok kelihatannya Pemkot Bandung seperti kehilangan arah, terkesan tidak mempunyai blue print transportasi publik. Semrawut sekali ” tutur Riswanda pada acara Diskusi Nyoal Bandung yang diprakarsai sekitarbandungcom (06/06/2023).

Riswanda pun menyinggung tentang Pemkot Bandung terkesan menciptakan disfungsi halte terkhusus dalam  instrument evaluasi perencanaan berjangka yang tidak matang.

” Coba deh nanti masyarakat lihat, halte di Kota Bandung ini jauh dari kata baik. Jika diberi penialian nilainya mungkin E. Banyak yang rusak, kotor, dipakai tidur pengemis dan akhirnya saya baca di banyak pemberitaan ada rencana pembongkaran di 45 halte karena alasan demikian. Ini namanya Pemkot Bandung ciptakan disfungsi halte” tegas Riswanda.

Kegagalan Pemkot Bandung tersebut menurut Riswanda mengorbankan hak publik itu sendiri dan hanya membuang-buang APBD yang sebenarnya berasal dari pajak masyarakat.

” Ini mungkin bukan hanya untuk Pemkot Bandung, tapi untuk semua Pemerintah Daerah, berhenti membuat sesuatu tanpa perencaan instrument evaluasi yang matang. Seperti kasus halte di Bandung, kesannya dibuat untuk dibongkar ” tutur Riswanda.

Sebagai penutup, Riswanda menganjurkan Pemkot Bandung untuk mencontoh kepada Singapura yang  serius menciptakan transportasi publik yang prima dan baik sehingga masyarakatnya beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

” Di Singapura itu, pemerintahnya serius membuat halte senyaman mungkin. Ada jadwal kedatangan busnya, ada wifinya, tempatnya bersih, cara pembayarannya gampang. Jadi Pemkot Bandung harus tiru itu Singapura. Kalau transportasi umumnya nyaman, haltenya enak, kan sedikit demi sedikit maysarakat mulai beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Kemacetan juga akan berkurang ” tutup Riswanda. ( ibd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *