sekitarbandung.com – Ribuan orang dari berbagai komunitas mengikuti aksi bersih-bersih dalam rangka memperingati World Cleanup Day di Kota Bandung, Minggu 14 September 2025. Kegiatan tersebut dipusatkan di kawasan Taman Cikapayang Dago hingga di sekitar Gedung Sate.
Dalam aksi tersebut, para peserta juga membawa peralatan kebersihan seperti sapu, kantong sampah, hingga cat untuk memperbaiki fasilitas umum. Aksi bebersih digelar di lima titik lain di wilayah utara Kota Bandung.
Salah seorang inisiator Aksi Bebersih Kota Bandung Dede Kristianto menuturkan, aksi bebersih yang dihadiri seribu peserta itu bermula dari spontanitas obrolan dengan rekannya di warung kopi. Dede tak menyangka apabila aksi tersebut bakal diikuti banyak orang.
Aksi tersebut merupakan bentuk rasa cinta terhadap Kota Bandung. Dede tak menyangka, animo masyarakat atau komunitas yang mendaftarkan aksi bebersih itu sangat tinggi. Hingga Sabtu 13 September 2025 malam, tercatat ada 126 kelompok/komunitas siap berpartisipasi dalam aksi tersebut.
“Ada pemikiran, apa sih sebetulnya yang bisa dilakukan untuk Kota Bandung ini? Dan, dari teman-teman ada ide untuk aksi bersih-bersih. Karena Pak Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat) pun sering mewanti-wanti kepada kita untuk menjaga lingkungan, menjaga kebersihan, jaga alam,” katanya saat ditemui “PR” di sela-sela aksi, kemarin.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengapresiasi antusiasme warga untuk bergotong-royong membersihkan Kota Bandung. Menurut dia, kegiatan tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat adalah kunci utama untuk menjaga kota tetap bersih dan tertib.
“Akang Teteh hadir di sini bukan karena disuruh Wali Kota atau polisi, tetapi karena kesadaran bahwa Bandung adalah rumah kita bersama. Prinsipnya sederhana, warga jaga warga, warga jaga kota,” ujar Farhan yang turut hadir dalam kegiatan bebersih tersebut.
Ia mengingatkan, kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berserikat yang dijamin undang-undang harus dijaga dalam koridor ketertiban, alih-alih menimbulkan kerusakan.
“Justru kegiatan ini menunjukkan bahwa warga Bandung bisa menjaga kotanya dengan cara yang positif,” ujarnya.
Selain membersihkan sampah, para peserta juga memperbaiki sejumlah fasilitas umum yang rusak. Salah satunya ikon tulisan “DAGO” di Taman Cikapayang, yang belum lama ini sempat dirusak dilakukan pengecatan ulang secara gotong royong.
Farhan menjelaskan, sebagian besar perbaikan fasilitas kota yang rusak saat marak aksi unjuk rasa dilakukan dengan menggunakan dana darurat. Beberapa infrastruktur berat, seperti jalan layang, ditangani bersama pemerintah pusat dan provinsi.
“Alhamdulillah sejumlah fasilitas sudah kembali berfungsi. Termasuk lampu lalu lintas yang sempat mati, kini sudah menyala lagi,” kata Farhan.
Farhan berharap kerja bakti membersihkan lingkungan tidak berhenti di kawasan utara saja, melainkan juga bisa menginspirasi ke seluruh kecamatan di Kota Bandung. Dengan demikian, seluruh warga pun dapat merasa nyaman tinggal di Kota Bandung.
“Wilayah utara sudah bergerak, tinggal bagaimana di barat, timur, dan selatan. Saya berharap, semua komunitas dan warga bisa melakukan hal serupa. Semoga ini jadi awal kebersamaan kita menjaga Bandung tetap bersih, indah, dan nyaman,” tuturnya.
Lingkungan
Di tempat sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Darto menjelaskan, aksi bersih-bersih ini merupakan bagian dari rangkaian World Cleanup Day yang digelar serentak di seluruh dunia. Di Indonesia, kegiatan berlangsung mulai 15 September hingga 15 Oktober 2025, sedangkan puncaknya akan digelar pada 20 September 2025.
“ Ada 1.700 peserta yang terlibat dari 126 komunitas, mulai dari pelajar, mahasiswa, organisasi kepemudaan, hingga pemerhati lingkungan,” ungkapnya.
Aksi bersih-bersih ini mencakup lima titik utama, mulai dari kawasan Dago Atas hingga Jalan Diponegoro. Fokus kegiatan meliputi pengangkatan sampah, pembersihan selokan jelang musim hujan, pengecatan ulang marka jalan dan trotoar, serta perbaikan fasilitas publik yang mengalami kerusakan.
“Targetnya sampah-sampah, saluran air, pengecatan kerb jalan, tiang listrik, hingga tiang traffic light yang rusak. Prinsipnya, siapa pun boleh menyampaikan aspirasi, tetapi jika ada yang mengotori, maka kita bersihkan bersama-sama,” katanya.
Darto menekankan bahwa kegiatan ini bukan murni program pemerintah, melainkan inisiatif masyarakat yang difasilitasi oleh DLH Kota Bandung. Para komunitas di Kota Bandung menjadi motor penggerak aksi bebersih tersebut.
“Ini bukan kegiatan yang sepenuhnya diorganisir pemerintah. Justru teman-teman komunitas yang menjadi motor penggerak. Pemerintah hanya mendukung dari belakang, menyediakan perlengkapan dan kebutuhan konsumsi,” katanya.
Aksi bersih-bersih massal ini menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran bersama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Pemerintah Kota Bandung berharap, gerakan ini menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk melaksanakan kegiatan serupa. Dengan semangat gotong royong, Bandung diharapkan dapat semakin bersih, sehat, dan nyaman untuk semua warganya.
Salah seorang peserta aksi, Damar mengaku ikut-ikutan melakukan aksi bersih-bersih karena tergerak oleh banyaknya orang yang terlibat. Selain itu, dia pun ingin memberikan contoh kepada anak-anaknya bahwa bekerja dengan gotong royong membuat pekerjaan jadi mudah.
Baca juga : Biaya Operasional Pemkot Bandung Capai Rp2,6 T, Farhan Janji Efisien
“Saya awalnya mau jalan-jalan, olah raga dengan keluarga. Kok banyak orang bersih-bersih sampai mengecat? Tanya-tanya, ternyata dalam rangka World Cleanup Day. Ya sudah saya ikutan, sekalian biar anak-anak tahu kerja bakti, tahu kerja bareng-bareng itu lebih seru,” katanya.
Secara pribadi, dia menyayangkan kerusakan sejumlah fasilitas publik akibat aksi unjuk rasa yang berlangsung beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, dia pun senang dengan kepedulian warga yang tinggi untuk memperbaiki sejumlah kerusakan di wilayah Kota Bandung.
Jika ingin update tentang hal di sekitar bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com

