sekitarbandung.com – Larangan kegiatan Study Tour Sekolah Jabar yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Pemprov Jawa Barat mendapat tanggapan tegas dari Bupati Bandung Dadang Supriatna. Menurutnya, study tour bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana edukasi penting yang bisa membentuk karakter siswa.
“Selama orang tuanya sepakat dan kegiatan itu bermanfaat, study tour bukan sekadar jalan-jalan. Ini juga bagian dari pembentukan karakter,” tegasnya saat berada di Kecamatan Dayeuhkolot, Jumat (25/7/2025).
Baca Juga: Urus Izin Usaha Bandung Cuma 10 Menit di Sakedap!
Apa Itu Study Tour Sekolah Jabar?
Kegiatan ini umumnya melibatkan perjalanan siswa ke tempat-tempat bersejarah, museum, atau pusat budaya, dengan tujuan edukatif. Namun, Surat Edaran No. 43/PK.03.04/Kesra dari Gubernur Jabar menyatakan larangan kegiatan study tour karena:
-
Membebani biaya orang tua
-
Risiko keselamatan siswa
-
Tidak semua siswa bisa ikut (ketimpangan akses)
Sebagai gantinya, sekolah diarahkan membuat program berbasis lokal seperti pengelolaan sampah, pertanian organik, dan kewirausahaan.
Lihat dokumen resmi edaran di:
jdih.jabarprov.go.id
Nilai Edukatif Menurut Bupati Bandung
Bupati Dadang menyayangkan larangan tersebut karena study tour memiliki nilai edukatif langsung. Dalam keterangannya, ia menyebutkan manfaat yang diperoleh siswa, antara lain:
-
Memperluas wawasan geografis
-
Mengenal budaya daerah lain
-
Menumbuhkan rasa nasionalisme
-
Melatih kemandirian dan interaksi sosial
“Pengalaman naik kereta ke Cirebon atau ke Museum Asia Afrika akan membekas seumur hidup. Itu tak bisa diganti teori di kelas,” tambahnya.
Alternatif? Ya. Tapi Jangan Asal Dilarang
Bupati Dadang tak menolak ide program alternatif, tetapi menegaskan bahwa larangan tidak boleh mutlak tanpa solusi jelas.
“Kalau memang study tour mahal, maka solusinya adalah mengatur skema pembiayaan, bukan menghapus kegiatan total,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa tidak semua sekolah siap menjalankan program seperti pertanian atau UMKM, sehingga perlu fleksibilitas.
Respons dari Daerah dan Masyarakat
Bukan hanya Bupati Bandung, sejumlah orang tua dan kepala daerah lain juga menyampaikan keberatan mereka. Banyak yang menyarankan pendekatan moderat seperti:
-
Tujuan edukatif jelas
-
Biaya transparan sejak awal
-
Adanya subsidi jika perlu
-
Pengawasan ketat dan rencana yang aman
Beberapa sekolah bahkan mulai menggagas study tour lokal ke destinasi seperti Saung Angklung Udjo, Museum Geologi, atau sentra batik lokal sebagai alternatif lebih terjangkau.
Rekomendasi tempat edukatif di Bandung:
disbudpar.bandung.go.id
Larangan study tour sekolah Jabar menyorot pentingnya kebijakan pendidikan yang seimbang antara tujuan dan realitas. Bupati Bandung berharap pendekatan yang solutif dan adaptif, agar manfaat pendidikan luar kelas tetap bisa dirasakan tanpa membebani siswa atau orang tua.
Jika ingin update tentang hal di sekitar Bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com.

