Bandung, 12 Juli 2023 – Sebuah kasus penganiayaan keji yang menimpa seorang kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser) telah memicu gelombang kekhawatiran dan desakan dari organisasi kepemudaan Islam ini. Setelah 17 hari insiden berlalu tanpa perkembangan berarti dari pihak kepolisian, ratusan kader Banser dan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor dari Kota Bandung dan Cimahi akhirnya menyambangi Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Bandung untuk meminta kejelasan terkait kasus tersebut.
Kronologi Penyerangan Sadis di Jalan Terusan Pasir Koja
Peristiwa tragis ini menimpa Abdul Kholik alias Abdul, seorang kader Banser berusia 18 tahun, yang juga merupakan warga Kabupaten Purwakarta. Insiden terjadi pada Ahad, 25 Juni 2023, sekitar pukul 02.50 WIB dini hari.
Menurut keterangan yang dimuat oleh jabar.nu.or.id, peristiwa bermula saat Abdul baru saja selesai mengikuti Pendidikan Kader Latihan Dasar (Diklatsar) Banser yang diadakan di Kota Cimahi. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, Abdul berniat pulang ke Purwakarta dan sedang menunggu bus di lokasi kejadian, yaitu di Jalan Terusan Pasir Koja, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.
Di tengah kesunyian dini hari, tiba-tiba sekelompok orang tak dikenal mendekat dan secara membabi buta menyerang Abdul dengan menggunakan senjata tajam. Abdul, yang berada dalam posisi tidak siap dan tidak mampu melawan, harus rela kehilangan barang-barang miliknya yang dibawa kabur oleh para pelaku perampokan tersebut
Luka Serius: Usus Terputus Akibat Bacokan Senjata Tajam
Akibat dari serangan brutal tersebut, Abdul mengalami luka bacok yang sangat serius di bagian perutnya. Tingkat keparahan lukanya memaksa Abdul untuk segera menjalani Visum et Repertum (VER) dan mendapatkan penanganan medis darurat. Tragisnya, luka bacok tersebut menyebabkan usus besarnya terputus, sebuah kondisi yang sangat kritis dan mengancam jiwa.
“Korban baru selesai Diklatsar di Cimahi dan hendak pulang ke Purwakarta. Ketika menunggu bus, tiba-tiba ada kelompok perampok yang langsung menyerang dengan membacok. Ia mengalami luka bacok dan usus besarnya terputus,” jelas Ari (seorang perwakilan GP Ansor/Banser). Keterangan ini menggambarkan betapa keji dan tidak berperikemanusiaannya tindakan para pelaku.
Baca Juga : Tragedi di Ciwastra: Pernikahan 1 Tahun Berakhir Maut, Suami Bunuh Istri Sendiri
Ketiadaan Respons dan Audiensi Massal Banser di Mapolrestabes
Setelah mengetahui insiden pembacokan yang menimpa anggotanya, Ari bersama Ketua GP Ansor Kota Cimahi, Ahmad Sophian, segera melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Babakan Ciparay pada hari yang sama, 25 Juni 2023. Pelaporan cepat ini menunjukkan komitmen organisasi untuk mencari keadilan bagi anggotanya.
Namun, yang menjadi kekecewaan dan pemicu aksi lanjutan adalah ketiadaan respons atau perkembangan berarti dari pihak kepolisian terkait laporan tersebut. Hingga Rabu, 12 Juli 2023, atau 17 hari setelah laporan awal, kasus ini masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pengungkapan pelaku.
Frustrasi akibat lambatnya penanganan ini mendorong GP Ansor dan Banser untuk mengambil langkah yang lebih tegas. Pada Rabu (12/7/2023), Ari bersama ratusan anggota GP Ansor-Banser Kota Bandung dan Cimahi secara serentak mengadakan audiensi di Mapolrestabes Bandung. Kedatangan massa ini bertujuan untuk meminta kejelasan dan mendesak pihak kepolisian agar segera mengungkap serta menangkap para pelaku.
Tuntutan Keadilan dan Perlindungan Keamanan Masyarakat
Aksi audiensi massal ini merupakan bentuk protes damai namun tegas dari GP Ansor dan Banser. Mereka menuntut:
- Percepatan Penyelidikan: Agar Polrestabes Bandung segera melakukan penyelidikan intensif dan menangkap para pelaku.
- Keadilan bagi Korban: Memastikan bahwa Abdul Kholik mendapatkan keadilan atas penderitaan fisik dan kerugian materiil yang dialaminya.
- Jaminan Keamanan: Meminta kepolisian untuk meningkatkan keamanan di area-area rawan kejahatan, terutama di jam-jam rawan, demi melindungi masyarakat umum.
Kasus pembacokan yang menimpa kader Banser ini menyoroti permasalahan keamanan di ruang publik, terutama pada jam-jam rawan. Ini juga menjadi ujian bagi pihak kepolisian dalam merespons kasus kejahatan yang melibatkan kelompok tak dikenal dan penggunaan senjata tajam. GP Ansor dan Banser berharap, dengan audiensi ini, pihak kepolisian dapat memberikan prioritas lebih tinggi pada kasus Abdul Kholik dan menunjukkan hasil konkret dalam waktu dekat, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum tetap terjaga.
Baca Juga : Kasus KDRT Viral…Istri Hamil Dianiaya Membabi Buta Oleh Suaminya. Polisi Anggap Tindak Pidana Ringan

