Subchan Daragana dan Dilema Pilwalkot Bandung 2024: Antara Dorongan Publik dan Fokus Legislatif

sekitarBANDUNGcom – Dalam setiap kontestasi politik, munculnya nama-nama baru atau dorongan dari publik terhadap figur tertentu selalu menjadi dinamika menarik. Hal ini pun terjadi di

Redaksi Sekitar Bandung

sekitarBANDUNGcom – Dalam setiap kontestasi politik, munculnya nama-nama baru atau dorongan dari publik terhadap figur tertentu selalu menjadi dinamika menarik. Hal ini pun terjadi di Kota Bandung menjelang Pilwalkot 2024. Sebuah diskusi publik bertajuk “Berjuang untuk Bandung” menjadi panggung di mana sorotan publik mengarah pada sosok Subchan Daragana. Beberapa peserta diskusi secara terang-terangan mendorong Mang Gana, sapaan akrabnya, untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Bandung. Namun, di tengah gemuruh dukungan tersebut, Mang Gana menyampaikan sikap yang mengejutkan: ia masih ingin berjuang di legislatif untuk saat ini, sembari meyakini ada tokoh-tokoh lain yang lebih tepat untuk memimpin Kota Bandung.

Bandung Butuh Sosok Komunikatif, Berintegritas, dan Visioner: Pandangan Publik Terhadap Subchan Daragana

Dalam diskusi yang dilaksanakan di Aula ASM, Ciateul, Kota Bandung pada 27 Desember 2024, seorang peserta menyoroti karakteristik kepemimpinan yang dibutuhkan Kota Kembang saat ini. “Secara subyektif, saya melihat sosok Mang Gana dibutuhkan untuk situasi Kota Bandung saat ini. Pandangan saya sederhana saja, Bandung butuh sosok yang punya gaya komunikasi yang transformatif, punya integritas serta ide visioner yang futuristik. Dan itu saya lihat dari sosok Mang Gana,” terang peserta tersebut.

Pandangan ini mencerminkan kerinduan publik terhadap pemimpin yang tidak hanya cakap secara administratif, tetapi juga mampu menginspirasi dan membawa perubahan signifikan. “Gaya komunikasi transformatif” mengacu pada kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan, dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan. “Integritas” adalah fondasi kepercayaan, memastikan bahwa kebijakan dan tindakan diambil demi kepentingan publik, bukan pribadi atau golongan. Sementara itu, “ide visioner yang futuristik” menunjukkan kebutuhan akan pemimpin yang mampu melihat jauh ke depan, merancang solusi inovatif untuk tantangan kota di masa mendatang, dan tidak terpaku pada cara-cara lama.

Peserta lain juga mengutarakan nada serupa, menyoroti gagasan Mang Gana terkait Konsep Transparansi Total dan keterlibatan publik.

“Saya terkesima dengan penuturan Mang Gana di mana government harus membuka keterlibatan publik dalam pembangunan sampai 100 persen dan Transparansi Total dari semua segi sampai penggunaan anggaran. Menurut saya sebagai orang Sunda itu pemaknaan dari kata Guyub,” tuturnya.

Konsep “Transparansi Total” ini, yang diinterpretasikan sebagai “Guyub” oleh orang Sunda, mengandung makna kebersamaan, gotong royong, dan keterbukaan penuh dalam pengelolaan pemerintahan. Ini adalah gagasan yang sangat kuat di tengah tuntutan akuntabilitas dan partisipasi masyarakat yang semakin tinggi.

Baca Juga : Terinspirasi Sosok Anies Baswedan, Jadi Salah Satu Alasan Subchan Daragana Nyaleg DPR RI Dapil Jabar I

Subchan Daragana, calon legislatif Partai NasDem, diangkat sebagai sosok potensial Walikota Bandung oleh publik.

Dari Transparansi Total Hingga Kota Pintar: Gagasan Subchan Daragana untuk Bandung

Sebelumnya, Mang Gana memang telah menawarkan sejumlah gagasan yang progresif, terutama mengenai Transparansi Total. Gagasan ini berarti membuka ruang komunikasi tanpa batas, dimulai dari perencanaan sebuah program pembangunan hingga ke penggunaan anggaran kepada publik. Selain itu, ia menekankan bahwa komunikasi antara eksekutif, legislatif, dan masyarakat secara umum tidak boleh dibatasi.

Untuk mewujudkan komunikasi yang intensif, Mang Gana mengusulkan beberapa program konkret:

  • Balai Rakyat seminggu sekali: Sebuah forum rutin di mana masyarakat bisa bertemu langsung dengan pejabat untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan.
  • Curhat bareng via Live Medsos setiap hari: Memanfaatkan platform media sosial untuk membangun interaksi dua arah yang berkelanjutan antara pemerintah dan warga.
  • Program babantos (saling bantu): Inisiatif untuk menggalang partisipasi warga dalam membantu sesama yang membutuhkan, memperkuat semangat kebersamaan.

Selain gagasan utama tentang transparansi dan partisipasi, Mang Gana juga menawarkan 10 gagasan lain untuk menciptakan kota berkemajuan:

  1. Pembangunan Kota Pintar (Smart City): Mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan warga. Ini termasuk penyediaan infrastruktur digital seperti WiFi gratis, sensor pintar, dan aplikasi kota pintar untuk mempermudah akses informasi dan layanan. Konsep smart city bertujuan mengatasi masalah perkotaan melalui teknologi, mulai dari manajemen lalu lintas hingga layanan publik yang lebih responsif.
  2. Program “Green City” dan Keberlanjutan: Mendorong penggunaan energi terbarukan dan inisiatif ramah lingkungan. Ini mencakup memperluas ruang hijau, mempromosikan transportasi berkelanjutan, dan mengurangi emisi karbon. Visi kota hijau sangat relevan di tengah isu perubahan iklim dan polusi.
  3. Inovasi dalam Transportasi: Mengembangkan sistem transportasi publik yang efisien dan terjangkau. Termasuk memperkenalkan transportasi berbasis teknologi, seperti layanan ridesharing, sepeda umum, atau mobil listrik. Tujuannya adalah mengurangi kemacetan dan emisi dari kendaraan pribadi.
  4. Pusat Inovasi dan Start-up: Mendirikan pusat inovasi untuk mendukung start-up dan perusahaan teknologi lokal. Ini akan memberikan insentif bagi inovator lokal untuk mengembangkan solusi kreatif yang dapat meningkatkan kehidupan kota, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan.
  5. Pendidikan dan Pelatihan Teknologi: Mengintegrasikan teknologi dalam sistem pendidikan untuk mempersiapkan generasi mendatang. Serta menyelenggarakan program pelatihan dan workshop teknologi bagi warga kota untuk meningkatkan literasi digital, memastikan semua lapisan masyarakat dapat beradaptasi dengan era digital.
  6. Ekosistem Kewirausahaan: Membuat kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekosistem kewirausahaan dengan memfasilitasi pendanaan dan infrastruktur yang diperlukan. Juga menyelenggarakan acara dan festival kewirausahaan untuk mempromosikan inovasi dan kolaborasi antar pelaku usaha.
  7. Promosi Pariwisata dan Budaya: Mengembangkan strategi pemasaran untuk mempromosikan kota sebagai tujuan wisata yang menarik. Mendukung acara budaya, festival, dan seni lokal untuk memperkaya kehidupan budaya kota dan menarik kunjungan wisatawan, yang akan berdampak positif pada ekonomi lokal.
  8. Kota Ramah Inklusi dan Diversitas: Mendorong kebijakan inklusi untuk memastikan keberlanjutan ekonomi dan sosial. Mendukung keberagaman budaya dan memastikan bahwa semua warga merasa diterima dan dihargai, menciptakan lingkungan kota yang harmonis dan adil bagi semua.
  9. Infrastruktur Digital: Membangun infrastruktur digital yang handal, termasuk jaringan internet cepat dan terjangkau. Menyediakan akses teknologi digital kepada semua lapisan masyarakat untuk memastikan inklusi digital, sehingga tidak ada warga yang tertinggal dalam perkembangan teknologi.
  10. Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan: Menggunakan platform online dan pertemuan masyarakat untuk mendengar aspirasi dan ide masyarakat. Menciptakan mekanisme partisipatif dalam proses perencanaan dan pengembangan kota, memberikan ruang bagi warga untuk menyalurkan gagasan dan mengawasi jalannya pemerintahan.

Gagasan-gagasan ini menunjukkan bahwa Subchan Daragana memiliki visi yang komprehensif dan modern untuk Kota Bandung, meliputi aspek teknologi, lingkungan, ekonomi, pendidikan, sosial, dan tata kelola pemerintahan.

Potret Subchan Daragana yang sedang berbicara, menampilkan sosok dengan ide-ide visioner untuk pembangunan Kota Bandung.

Prioritas Legislatif dan Tokoh Potensial Lain: Sikap Subchan Daragana

Meskipun mendapat dorongan kuat dari publik, Subchan Daragana menunjukkan kerendahan hati dan fokus yang jelas pada arena legislatif.

“Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Tapi kalau boleh saya memilih, saya untuk sekarang ingin berjuang terlebih dahulu di legislatif,” ujar Mang Gana.

Sikap ini tidak hanya menunjukkan penghargaan terhadap dukungan yang diberikan, tetapi juga strategi politik yang matang. Berjuang di legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia) memberikan kesempatan untuk membentuk kebijakan dari dalam sistem, mengawasi kinerja eksekutif, dan menyuarakan aspirasi rakyat secara langsung.

Menariknya, Mang Gana juga menyebutkan beberapa nama tokoh yang menurutnya memiliki kapasitas untuk memimpin Kota Bandung:

“Masih ada Kang Farhan, ada Pak Ema, dan Bu Atalia. Insya Allah mereka sosok yang tepat membangun Kota Bandung nantinya.”

Penyebutan nama-nama ini oleh Subchan Daragana mengindikasikan adanya pandangan yang realistis terhadap peta politik Bandung dan pengakuan terhadap kapasitas tokoh-tokoh lain. Ini juga bisa diinterpretasikan sebagai upaya untuk menjaga fairness dan menghindari kesan terburu-buru dalam pencalonan diri, serta menunjukkan fokus pada kontribusinya di legislatif.

Sebagai informasi tambahan, Subchan Daragana sendiri pada saat itu mencalonkan diri sebagai Calon DPR-RI Dapil 1 Kota Bandung-Cimahi dari Partai NasDem dengan nomor urut 7. Hal ini semakin memperjelas fokusnya untuk berjuang di ranah legislatif, memanfaatkan platform tersebut untuk merealisasikan gagasan-gagasan yang ia usung, termasuk konsep Transparansi Total dan 10 gagasan kota berkemajuan.

Pilihan Politik dan Arah Pembangunan Bandung

Dinamika politik di Kota Bandung menunjukkan bahwa demokrasi memberikan ruang bagi berbagai aspirasi dan dorongan publik. Kasus Subchan Daragana adalah contoh bagaimana seorang figur dengan ide-ide progresif mendapat dukungan untuk memimpin, namun memilih untuk fokus pada arena perjuangan yang berbeda. Komitmennya pada legislatif, diiringi keyakinan pada potensi tokoh lain, mencerminkan pemahaman mendalam tentang peran dan kontribusi yang bisa diberikan dalam membangun kota.

Gagasan-gagasan Mang Gana, terutama tentang Transparansi Total dan Kota Pintar, sangat relevan untuk masa depan Bandung yang lebih baik. Terlepas dari siapa yang nantinya akan memimpin, visi pembangunan yang mengedepankan keterbukaan, partisipasi masyarakat, inovasi, dan keberlanjutan akan selalu menjadi kunci kemajuan.

Apa yang menurut Anda menjadi prioritas utama bagi pemimpin Bandung selanjutnya untuk membawa kota ini menuju masa depan yang lebih baik?

 

Baca Juga : Subchan Daragana : ” Jangan Berhenti Suarakan Dukungan Kita ke Palestina di Medsos, Agar Terus Menggema”

 

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar