Bank Mandiri Buyback Saham, Sinyal Percaya Diri di Tengah Gejolak Global

BISNIS, EKONOMI113 Dilihat

sekitarbandung.com – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri Buyback Saham menjadi topik yang menarik perhatian pelaku pasar modal dan investor. Langkah strategis ini menegaskan keyakinan manajemen terhadap kekuatan fundamental serta prospek bisnis jangka panjang perusahaan.

Bank Mandiri Buyback Saham Sebagai Bentuk Kepercayaan Diri

Melalui aksi buyback saham, Bank Mandiri menunjukkan komitmennya untuk menjaga kepercayaan investor. Berdasarkan laporan keuangan per September 2025, emiten berkode BMRI ini membukukan laba bersih sebesar Rp4,14 triliun, tumbuh 1,84 persen secara bulanan (MoM).
Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan non-bunga (fee-based income) yang mencapai 32 persen dari total pendapatan.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menyatakan bahwa langkah ini menjadi bukti kuatnya struktur keuangan perusahaan.

“Buyback saham menjadi sinyal keyakinan manajemen terhadap kekuatan model bisnis dan nilai jangka panjang Bank Mandiri,” jelas Novita.

Baca Juga: JNE Official Logistics Partner Hijabfest 2025, Dukung Pertumbuhan Fesyen Muslim Nasional

Kinerja Keuangan Bank Mandiri Tetap Tangguh

Kinerja Bank Mandiri tetap solid di tengah dinamika ekonomi. Pendapatan digital banking naik 11 persen MoM, didukung oleh super app Livin’ dan platform Kopra by Mandiri. Pendapatan treasury juga tumbuh 10 persen.
Keduanya berkontribusi besar terhadap kenaikan fee-based income dan stabilitas profitabilitas.

Selain itu, fungsi intermediasi perbankan tetap kuat. Penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) per September 2025 masing-masing mencapai Rp1.764 triliun dan Rp1.884 triliun, tumbuh di atas rata-rata industri.
Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di level 1,03 persen, jauh lebih baik dari rata-rata nasional — menandakan manajemen risiko yang efektif.

Strategi Buyback Saham Dukung Pertumbuhan Jangka Panjang

Program Bank Mandiri Buyback Saham yang telah disetujui RUPS Maret 2025 tidak hanya bertujuan menjaga harga saham di pasar, tetapi juga mendukung Employee Stock Ownership Program (ESOP).
Dengan strategi ini, manajemen memastikan keseimbangan antara kepentingan investor, karyawan, dan keberlanjutan nilai perusahaan.

Langkah buyback juga diartikan sebagai sinyal positif bagi pasar modal  menunjukkan bahwa saham Bank Mandiri dinilai undervalued dibanding potensi riilnya.
Tindakan ini mempertegas optimisme Bank Mandiri terhadap masa depan industri perbankan nasional yang stabil dan berdaya saing tinggi.

Bank Mandiri Tetap Fokus pada Transformasi Digital

Selain buyback saham, Bank Mandiri terus bertransformasi melalui inovasi digital. Aplikasi Livin’ by Mandiri dan Kopra kini menjadi tulang punggung layanan digital perusahaan.
Keduanya memudahkan nasabah mengakses layanan perbankan secara real-time, sekaligus mendorong peningkatan transaksi digital.

“Momentum pertumbuhan ini menjadi bukti solidnya fundamental dan strategi yang kami jalankan. Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional,” tutur Novita menutup keterangannya.

Buyback Saham Sebagai Sinyal Positif Bagi Investor

Para analis menilai aksi buyback saham Bank Mandiri menjadi sinyal kepercayaan terhadap kekuatan fundamental dan prospek pertumbuhan. Investor menafsirkan langkah ini sebagai bentuk kepedulian manajemen menjaga nilai saham tetap stabil di tengah gejolak pasar.

Kebijakan Bank Mandiri Buyback Saham menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi bank dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan kinerja keuangan yang tangguh, ekspansi digital yang berkelanjutan, dan tata kelola yang sehat, Bank Mandiri membuktikan diri sebagai lembaga keuangan dengan fundamental kokoh dan arah pertumbuhan yang jelas.

Jika ingin update tentang hal di sekitar bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *