Pelestarian Budaya Bandung Barat, Komitmen Jeje Ritchie Ismail Jaga Tradisi dan Alam

sekitarbandung.com – Upaya pelestarian budaya Bandung Barat menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB). Bupati Jeje Ritchie Ismail menegaskan bahwa menjaga warisan budaya merupakan bagian penting dari membangun identitas daerah sekaligus menjaga harmoni antara manusia dan alam.

Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut terlihat dalam pelaksanaan ritual Ngalokat Cai Irung-Irung yang rutin digelar masyarakat Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong. Tradisi ini merupakan simbol rasa syukur warga terhadap sumber air yang menjadi penopang utama kehidupan mereka.

Makna Pelestarian Budaya Bandung Barat dalam Tradisi Ngalokat Cai Irung-Irung

Tradisi Ngalokat Cai Irung-Irung telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat setempat. Acara ini tidak hanya menjadi wujud rasa syukur kepada Tuhan, tetapi juga mengandung nilai-nilai pelestarian lingkungan yang tinggi.

Bupati Jeje Ritchie Ismail menilai bahwa pelestarian budaya Bandung Barat seperti Irung-Irung merupakan contoh kearifan lokal yang layak dijaga dan diwariskan ke generasi muda.

“Tradisi Irung-Irung ini adalah harta tak ternilai. Bukan hanya ritual, tapi filosofi hidup yang mengajarkan kita untuk bersyukur dan menjaga kelestarian sumber air,” ujar Jeje saat menghadiri kegiatan tersebut, Rabu (28/10/2025).

Baca Juga: Kolam Retensi Bandung Tertunda Lahan dan PSU Pemukiman Jadi Tantangan

Pelestarian Budaya Bandung Barat Sebagai Bentuk Edukasi dan Gotong Royong

Pelaksanaan tradisi pelestarian budaya Bandung Barat juga berfungsi sebagai sarana edukatif. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak memahami pentingnya menjaga sumber air dan lingkungan sekitar.

Menurut Jeje, pemerintah daerah terus mendukung setiap inisiatif masyarakat dalam melestarikan nilai-nilai lokal. “Kami berkomitmen penuh mendukung upaya pelestarian budaya dan menjaga keseimbangan alam. Tradisi seperti Irung-Irung juga mempererat silaturahmi antarwarga,” tambahnya.

Pelestarian Budaya Bandung Barat untuk Pembangunan Berkelanjutan

Pelestarian budaya tidak sekadar melestarikan adat istiadat, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan di Bandung Barat. Tradisi yang menanamkan nilai gotong royong, rasa syukur, dan kepedulian lingkungan menjadi pondasi penting untuk pembangunan sosial dan ekologis yang seimbang.

“Pelestarian budaya Bandung Barat adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan. Tradisi seperti Irung-Irung memperkuat kesadaran ekologis masyarakat di tengah perubahan iklim,” tegas Jeje.

Daya Tarik Wisata Budaya Bandung Barat

Selain memiliki nilai spiritual, pelestarian budaya Bandung Barat seperti tradisi Ngalokat Cai Irung-Irung juga berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya. Pemerintah daerah berencana memasukkan kegiatan adat ke dalam kalender wisata tahunan, dengan tujuan memperkenalkan kearifan lokal ke masyarakat luas tanpa mengubah esensi tradisi.

Dengan dukungan masyarakat, kegiatan ini diharapkan menjadi identitas budaya yang memperkuat citra Bandung Barat sebagai daerah yang berbudaya dan ramah lingkungan.

Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat dalam Pelestarian Budaya Bandung Barat

Pelestarian budaya tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah. Diperlukan kolaborasi aktif antara masyarakat, tokoh adat, akademisi, dan generasi muda agar tradisi seperti Irung-Irung tetap hidup dan relevan di era modern.

Jeje Ritchie Ismail menekankan pentingnya partisipasi semua pihak dalam menjaga budaya sebagai warisan bangsa. “Budaya lokal adalah jati diri kita. Menjaganya berarti menjaga masa depan,” ujarnya.

Langkah pelestarian budaya Bandung Barat sejalan dengan misi nasional dalam menjaga warisan budaya Indonesia. Untuk informasi lebih luas tentang kebijakan pelestarian budaya, kunjungi situs resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

Jika ingin update tentang hal di sekitar Bandung, selalu kunjungi website sekitarbandung.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *